Menteri Lingkungan Hidup Bersama AMPHIBI dan PT.Freeport Indonesia Aksi Tanam Mangrove Peringati Hari Tanam Pohon Indonesia
Deli Serdang, Suara Rakyat RI.com –
Turut hadir dalam acara kegiatan aksi penanaman Mangrove di Muara Percut SeiTuan tersebut masing- masing Menteri Lingkungan Hidup RI Dr.Hanif Faisol Nurofiq, Presiden AMPHIBI Agus Salim So.Si, Pj Gubsu diwakili Kepala dinas lingkungan hidup dan kehutanan provinsi Sumut, AKBP.Nawa Kurniawan S I K selaku dewan pendiri dan pembina AMPHIBI serta Mayjen ( Mar) Purn.Tomy Basari selaku dewan pembina AMPHIBI direktur dan EFPSU Sustainable Development PT Freeport Indonesia, kepala BPLH ( Badan Pengawas Lingkungan Hidup), pejabat mewakili Bupati Deli Serdang dan segenap kru, Abdullah selaku Kadus 18 Desa Percut, Bhabinkamtibmas Desa Percut Bripda Indra, BhabinPotmar Endra Syahputra, serta tim media elektronik maupun media online.
Dengan menaiki sejumlah kapal nelayan yang dikawal kapal patroli Ditpolair rombongan Menteri tiba di lokasi penanaman langsung melakukan aksi penanaman mangrove dengan sistem penanaman bambu belah.
Pada kesempatan itu, saat diwawancarai Menteri Lingkungan Hidup Dr.Hanif Faisol Nurofiq mengatakan,Kita secara nasional Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,4 juta hektar yang terbesar didunia, jadi kita memiliki 23% populasi mangrove yang besar di dunia, kita mempunyai eksesting mangrove seperti yang kita lihat ini potensial mangrove.
Artinya yang dulunya mangrove menjadi hutan mangrove ada seluas 700 ribu hektar seluruh Indonesia itu yang menjadi target kinerja dari kementerian lingkungan hidup.
Pelestarian mangrove sangat penting karena mangrove merupakan ekosistem khusus yang tumbuh didasarnya lumpur yang menjadi tipical tifikasinya.
Memiliki kandungan karbon yang cukup tinggi di soil karbonnya kalau pohonnya sama saja yang ada di hutan daratan tapi soil mangrovenya 5 kali lebih besar dari mangrove di laut.
Sehingga dengan demikian yang perlu diperhatikan kita tidak boleh menganggu habitat mangrove karena begitu diganggu maka mengembalikannya perlu waktu ratusan tahun.
" Kalau pohonnya.bisa kita tanam tetapi fungsi soil mangrovenya yang tak tergantikan."jelas Menteri.
Lebih lanjut disampaikan bahwa fungsi mangrove sangat penting buat habitat global ini segala macam kepentingan ada disini makanya mangrove menjadi perhatian internasional untuk merestorasi mangrove di Indonesia.
Mungkin kita banyak kerja keras, ini saja kita baru tanam 25 hektar dari kontribusi kewajiban kontribusi tanam PT Freeport Indonesia, kita juga minta seluruh teman teman kita melakukan rehabilitasi dan restorasi mangrove yang ada di seluruh Indonesia.
Di Sumut sendiri existesing mangrovenya hampir sekitar 100 ribu hektar dimana didominasi oleh mangrove dengan vegetasi jarak sebenarnya yang harus kita rehabilitasi dan restorasi di sela sela jarak tersebut.
Perlu strategi khusus untuk menanggani penanaman mangrove yang 700 atau 600 ribu hektar itu dari daratan ke lautan.
Masalah penanaman mangrove juga menghadapi sampah yang ada di muara laut dimana di Indonesia sampah plastiknya di pesisir nomor dua di dunia.
Ini mungkin.menjadi tugas kita di kementerian lingkungan hidup bersama jajaran menteri dengan masyarakat.
Dalam hal ini perlu aktor aktor dari masyarakat untuk melestarikan mangrove, harapan saya perlu dukungan dari Bu Kadis Lingkungan hidup bisa membangkitkan sangat teman Tan sosial untuk melakukan rehabilitasi mangrove tentu Pemerintah pusat akan mendukung sepenuhnya.
Tentu kami kedepan akan melakukan pemetaan secara detail dengan skala 1 banding 50 ribu untuk.peta mangrove nasional kita akan menyusun model model pengelolaanya.
Mangrove yang sebagian besar selamat berada di pengelolaan dalam status hutan negara dan cagar alam suaka margasatwa, hutan lindung dan hutan produksi dibandingkan di luar kawasan yang dinilai sangat rentan sekali gangguannya sehingga kementerian LH sedang menyusun peraturan pemerintah terkait pengelolaan mangrove ini penting untuk melindungi mangrove mangrove yang ada di HPL.
Dengan selesainya harapan kami di 2025 ini mestinya seluas 3,4 juta hektar ditambah 700 ribu hektar potensial mangrove bisa terpetakan dengan detail
bisa kita bangun, saya beserta jajaran akan meningkatkan kinerja baik dari teman teman pengiat lingkungan hidup maupun teman dari kehutanan yang biasa menangani mangrove.
Kita berkomitmen bahwa program rehabilitasi mangrove ini bisa selesai target 600 ribu hektar sebenarnya tidak terlalu luas akantetapi karena kuotanya menyebar perlu beberapa waktu dan perjuangan untuk mewujudkannya dimana saat ini rehabilitasi mangrove secara nasional baru 70 ribu hektar atau baru sepersepuluh dari luas mangrove yang harus kita rehabilitasi, kita berharap semasa kabinet ini bisa tercapai.
Kita secara nasional Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,4 juta hektar yang terbesar didunia, jadi kita memiliki 23% populasi mangrove yang besar di dunia, kita mempunyai eksesting mangrove seperti yang kita lihat ini potensial mangrove.
Artinya yang dulunya mangrove menjadi hutan mangrove ada seluas 700 ribu hektar seluruh Indonesia itu yang menjadi target kinerja dari kementerian lingkungan hidup.
Pelestarian mangrove sangat penting karena mangrove merupakan ekosistem khusus yang tumbuh didasarnya lumpur yang menjadi tipical tifikasinya.
Memiliki kandungan karbon yang cukup tinggi di soil karbonnya kalau pohonnya sama saja yang ada di hutan daratan tapi soil mangrovenya 5 kali lebih besar dari mangrove di laut.
Sehingga dengan demikian yang perlu diperhatikan kita tidak boleh menganggu habitat mangrove karena begitu diganggu maka mengembalikannya perlu waktu ratusan tahun.
" Kalau pohonnya.bisa kita tanam tetapi fungsi soil mangrovenya yang tak tergantikan."jelas Menteri.
Lebih lanjut disampaikan bahwa fungsi mangrove sangat penting buat habitat global ini segala macam kepentingan ada disini makanya mangrove menjadi perhatian internasional untuk merestorasi mangrove di Indonesia.
Mungkin kita banyak kerja keras, ini saja kita baru tanam 25 hektar dari kontribusi kewajiban kontribusi tanam PT Freeport Indonesia, kita juga minta seluruh teman teman kita melakukan rehabilitasi dan restorasi mangrove yang ada di seluruh Indonesia.
Di Sumut sendiri existesing mangrovenya hampir sekitar 100 ribu hektar dimana didominasi oleh mangrove dengan vegetasi jarak sebenarnya yang harus kita rehabilitasi dan restorasi di sela sela jarak tersebut.
Perlu strategi khusus untuk menanggani penanaman mangrove yang 700 atau 600 ribu hektar itu dari daratan ke lautan.
Masalah penanaman mangrove juga menghadapi sampah yang ada di muara laut dimana di Indonesia sampah plastiknya di pesisir nomor dua di dunia.
Ini mungkin.menjadi tugas kita di kementerian lingkungan hidup bersama jajaran menteri dengan masyarakat.
Dalam hal ini perlu aktor aktor dari masyarakat untuk melestarikan mangrove, harapan saya perlu dukungan dari Bu Kadis Lingkungan hidup bisa membangkitkan sangat teman Tan sosial untuk melakukan rehabilitasi mangrove tentu Pemerintah pusat akan mendukung sepenuhnya.
Tentu kami kedepan akan melakukan pemetaan secara detail dengan skala 1 banding 50 ribu untuk.peta mangrove nasional kita akan menyusun model model pengelolaanya.
Mangrove yang sebagian besar selamat berada di pengelolaan dalam status hutan negara dan cagar alam suaka margasatwa, hutan lindung dan hutan produksi dibandingkan di luar kawasan yang dinilai sangat rentan sekali gangguannya sehingga kementerian LH sedang menyusun peraturan pemerintah terkait pengelolaan mangrove ini penting untuk melindungi mangrove mangrove yang ada di HPL.
Dengan selesainya harapan kami di 2025 ini mestinya seluas 3,4 juta hektar ditambah 700 ribu hektar potensial mangrove bisa terpetakan dengan detail
bisa kita bangun, saya beserta jajaran akan meningkatkan kinerja baik dari teman teman pengiat lingkungan hidup maupun teman dari kehutanan yang biasa menangani mangrove.
Kita berkomitmen bahwa program rehabilitasi mangrove ini bisa selesai target 600 ribu hektar sebenarnya tidak terlalu luas akantetapi karena kuotanya menyebar perlu beberapa waktu dan perjuangan untuk mewujudkannya dimana saat ini rehabilitasi mangrove secara nasional baru 70 ribu hektar atau baru sepersepuluh dari luas mangrove yang harus kita rehabilitasi, kita berharap semasa kabinet ini bisa tercapai.Tutupnya.
Sementara itu, Presiden Amphibi Agus Salim Tanjung So.Si saat diwawancarai mengatakan,untuk kegiatan hari ini kita menanam bersama Menteri Lingkungan Hidup ke Pak Hanif ya Pak Hanif eh yang mana di sini pekerjaan mangrove penanaman mangrove seluas 25 hektar, ini di regulasinya adalah Kementerian dan lingkungan hidup dan untuk pembiayaan adalah PT Freeport Indonesia ketepatan hari ini kita juga langsung tadi bersama Pak Menteri melakukan penutupan seremonial penanaman pohon seluas 25 hektar yang mana kita menanam dari bibir pantai menuju laut menuju ke tengah laut itu kurang lebih 1 km.
Nah, program ini kita regulasikan kepada pihak PT Freeport maupun Kementerian itu adalah selama 3 tahun pemeliharaan jadi walaupun di sini hari ini penutupan penanaman tapi pemeliharaan sampai dengan 3 tahun ke depan.
Nah, untuk kegiatan ini melibatkan masyarakat Desa Percut yang mana di sini tergabung dalam kelompok tani hutan nelayan (KTHn) Amphibi Percut dan ini semua kegiatan ini melibatkan masyarakat langsung dan juga tadi sendiri kita bersama dengan Pak Menteri melakukan lokasi dan juga untuk kedepannya ada kemungkinan ini akan ada suatu pembahasan lagi dengan pihak PT perempuan tentunya program ini kan kita berharap kedepannya menjadi salah satu acuan-acuan di pemerintahan salah satunya untuk pola tanam yang mana selama ini pola tanam yang dilakukan adalah pola tanam rumpun berjarak dan pengkayaan
Nah, sekarang ini kita membuat kajian juga Freeport juga membuat kajian supaya ini apa eee penanaman ini bisa menjadi salah satu acuan untuk pemerintah dengan metode pengaman bambu belah mungkin itu biasanya wilayahnya kalau untuk Freeport sendiri itu punya program 1 tahun itu sekitar 10. 000 hektar.
Sementara kita di sini baru mendapatkan di desa Petir ini 25 hektar dalam pengajuan kita di posisi 150 hektar.Tutup Presiden Amphibi tersebut.(Jg/leo).
Komentar
Posting Komentar