Langsung ke konten utama
BELUM ADA PENGAWASAN LIMBAH  B3  PABRIK CPO DI PENJUAL BELIKAN DI BELAWAN
Kebutuhan masyarakat Belawan Sicanang soal tanah timbun dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahanCrude Palm Oil (CPO) yang berada di Belawan dengan menjual limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) yang menyerupai tanah.
 Belawan SRI

Belum ada di dinas lingkungan hidup baik di medan maupun sumut mengawasi baik petugas lainnya yang berwenanglainnya limbah B3 tersebut dijual dengan harga jauh di bawah harga tanah timbun biasanya, serta membuat perusahan CPO tersebut bebas membuang dan menebar limbah B3 kemana-mana.

Salah satu supir truk bernama Tampubolon yang membawa limbah B3 tersebut mengatakan bahwa limbah yang mereka bawa itu berasal dari salah satu perusahaan CPO yang berada di Belawan, dan di jual sekitaran 250 ribu hingga 400 ribu,
“Limbah ini berasal dari salah satu perusahaan CPO di Belawan.” katanya, 
Saat ditanya media terkait surat jalan, mereka tidak dapat menunjukan.
Padahal Pembuang limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) dapat dijerat pidana dengan sanksi denda mencapai Rp 3 miliar.
Sementara itu, produsen limbah B3 yang tidak mengolah limbahnya kembali dapat didenda minimal Rp 1 miliar dan maksimal Rp 3 miliar.
Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
“Sanksi tentu pidana. Kalau sesuai Pasal 103, penghasil limbah B3 yang tidak mengelola, kemudian (Pasal) 104-nya tidak ada izin mengolah, itu ancamannya satu tahun (penjara) dan (denda) Rp 1 miliar, maksimal 3 tahun dan denda Rp 3 miliar.” bunyi UU tersebut.
Adapun berdasarkan Pasal 103 UU Nomor 32 Tahun 2009, diatur bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah B3 harus mengelola limbah yang dihasilkannya.
“Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).” demikian bunyi Pasal 103.
Sementara itu, dalam Pasal 104 disebut bahwa setiap orang yang membuang limbah secara sembarangan dapat didenda maksimal Rp 3 miliar dan penjara maksimal 3 tahun.

Sudah banyak warga resah dan sangat terganggu yang di akibatkan polusi dari limbah B3 tersebut, kebanyakan warga mengeluhkan sakit pernapasan.
Seorang warga bernama Lasma mengatakan, setiap tanah timbun (B3) itu dibuang ke sini membuat udara bercampur abu.
“Kami selalu sulit bernapas akibat udara bercampur abu, dan telah membuat anak kami berulang kali jatuh sakit akibat menghirup abu yang terbawa udara.” kata Leman warga sicanang 
Menurut aktivis Robin manurung masyarakat agar  tahu mana limbah yang berbahaya semesti pemerintah harus aktif mengawasi perusahaan-perusahan itu dalam mengelola limbah.
“Adapun harapan masyarakat agar pemerintah setempat untuk aktif mengawasi perusahan-perusahan yang ingin membuang limbahnya dan perusahan yang masih membuang limbahnya agar tidak membuang lagi karena sangat membahayakan.” pungkasnya dengan berharap.jg gs( red)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUJAKETARUB Siap Dukung dan Usung EDI-HASAN Jadi Gubsu dan Wagubsu