Ternyata, Kapal Temas Line Rutin Sandari Pelabuhan Kuala Tanjung
SUARA RAKYAT RI - Temas Line Jadikan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) sebagai Transhipment Port dengan Rutin Sandar Setiap Minggu
Dua kapal milik Pelayaran Tempuran Emas (Temas Line), MV Situ Mas dan MV Segoro Mas sandar di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang dikelola oleh PT Prima Multi Terminal, anak perusahaan antara PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya pada Selasa, 21 Mei 2019.
Kapal MV Situ Mas dengan panjang 215 meter dan bobot 27.915 Ton yang membawa semen dari Jakarta dan membongkar muatan sebanyak 219 box di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal. Sedangkan, Kapal MV Segoro Mas memiliki panjang 96,5 meter dan bobot 3.000 Ton membongkar muatan 140 box dan muat 120 box.
“Dua kapal sekaligus milik pelayaran Temas Line berangkat dari Jakarta sandar di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal pada Selasa, 21 Mei 2019. Temas Line berkomitmen untuk rutin mengirimkan kapalnya untuk sandar di Kuala Tanjung. Temas Line ini menjadi pelayaran kedua yang melakukan kunjungan atau call rutin ke Kuala Tanjung Multipurpose Terminal setelah sebelumnya kapal milik pelayaran PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) yang sudah rutin sandar di Kuala Tanjung,” terang Direktur Utama PT Prima Multi Terminal, Robert Sinaga.
Sebelumnya, kapal MV Oriental Diamond dan MV SPIL Ningsih milik SPIL yang membawa komoditi customer goods telah sandar di Kuala Tanjung dan akan secara rutin mengirimkan kapalnya yang mengangkut peti kemas setiap dua minggu.
Kuala Tanjung Multipurpose Terminal saat ini telah dilengkapi dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch. Kuala Tanjung Multipurpose Terminal juga dilengkapi berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit Mobile Harbour Crane (MHC) serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.
Selain itu, Kuala Tanjung Multipurpose Terminal juga dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dengan didukung sistem IT yang terintegrasi. Guna meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat, Kuala Tanjung Multipurpose Terminal akan dilayani Container Crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 Ton dan mampu meng-handle container dengan kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
Robert Sinaga menambahkan bahwa Temas Line menjadikan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal sebagai transhipment port, pelabuhan hub eskpor di mana kargo dari kapal-kapal yang berasal dari berbagai daerah dialih-muatkan di kapal besar yang bersandar di Kuala Tanjung untuk dikirim ke luar negeri dan sebaliknya. “Letak geografis Kuala Tanjung yang strategis yang berada di sepanjang perairan Selat Malaka, kedalaman alur Pelabuhan Kuala Tanjung sekitar 16-18 meter Low Water Spring (LWS) yang mampu disandari kapal-kapal besar serta fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern yang menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai transhipment port. Dengan adanya transhipment ini diharapkan dapat menurunkan biaya logistik serta meningkatkan efisiensi waktu pengiriman,” tutup Robert Sinaga.(jung).
Dua kapal milik Pelayaran Tempuran Emas (Temas Line), MV Situ Mas dan MV Segoro Mas sandar di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang dikelola oleh PT Prima Multi Terminal, anak perusahaan antara PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya pada Selasa, 21 Mei 2019.
Kapal MV Situ Mas dengan panjang 215 meter dan bobot 27.915 Ton yang membawa semen dari Jakarta dan membongkar muatan sebanyak 219 box di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal. Sedangkan, Kapal MV Segoro Mas memiliki panjang 96,5 meter dan bobot 3.000 Ton membongkar muatan 140 box dan muat 120 box.
“Dua kapal sekaligus milik pelayaran Temas Line berangkat dari Jakarta sandar di Kuala Tanjung Multipurpose Terminal pada Selasa, 21 Mei 2019. Temas Line berkomitmen untuk rutin mengirimkan kapalnya untuk sandar di Kuala Tanjung. Temas Line ini menjadi pelayaran kedua yang melakukan kunjungan atau call rutin ke Kuala Tanjung Multipurpose Terminal setelah sebelumnya kapal milik pelayaran PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) yang sudah rutin sandar di Kuala Tanjung,” terang Direktur Utama PT Prima Multi Terminal, Robert Sinaga.
Sebelumnya, kapal MV Oriental Diamond dan MV SPIL Ningsih milik SPIL yang membawa komoditi customer goods telah sandar di Kuala Tanjung dan akan secara rutin mengirimkan kapalnya yang mengangkut peti kemas setiap dua minggu.
Kuala Tanjung Multipurpose Terminal saat ini telah dilengkapi dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch. Kuala Tanjung Multipurpose Terminal juga dilengkapi berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain 3 unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit Mobile Harbour Crane (MHC) serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair.
Selain itu, Kuala Tanjung Multipurpose Terminal juga dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dengan didukung sistem IT yang terintegrasi. Guna meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat, Kuala Tanjung Multipurpose Terminal akan dilayani Container Crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 Ton dan mampu meng-handle container dengan kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
Robert Sinaga menambahkan bahwa Temas Line menjadikan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal sebagai transhipment port, pelabuhan hub eskpor di mana kargo dari kapal-kapal yang berasal dari berbagai daerah dialih-muatkan di kapal besar yang bersandar di Kuala Tanjung untuk dikirim ke luar negeri dan sebaliknya. “Letak geografis Kuala Tanjung yang strategis yang berada di sepanjang perairan Selat Malaka, kedalaman alur Pelabuhan Kuala Tanjung sekitar 16-18 meter Low Water Spring (LWS) yang mampu disandari kapal-kapal besar serta fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern yang menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai transhipment port. Dengan adanya transhipment ini diharapkan dapat menurunkan biaya logistik serta meningkatkan efisiensi waktu pengiriman,” tutup Robert Sinaga.(jung).
Komentar
Posting Komentar